Mungkin kita sering mendengar para petani dengan keluhan dalam penanggulangan hama dan penyakit tanaman, berbagai macan merk pestisida kimia sintetis sudah dilakukan bahkan dengan dosis lebih besar berharap hama dan penyakit tanamannya bisa terkendali, akan tetapi realitanya berbeda mereka mesih banyak kebingungan kenapa hama dan penyakit sulit untuk dikendalikan, yah mungkin bisa ditarik kesimpulan hama dan penyakit menjadi resisten dengan obat pestisida kimia yang mereka gunakan, bukan semuanya kita menyalahkan mereka, karena banyak aspek aspek yang mempengaruhi kenapa pertanian kita cenderung stagnan, salah satunya informasi dalam pengendalian hama tanaman, padahal banyak cara yang bisa diterapkan salah satunya penanggulangan hama dan penyakit dengan pengendalian hayati.
Yah kali ini kita mencoba membahas bagaimana penanggulangan hama dan penyakit pada tanaman dengan pengendalian hayati, garis besarnya ketika tanaman sehat, besar kemungkinan tanaman tersebut akan lebih kebal terhadap serangan hama dan penyakit, seperti halnya manusia ketika sehat ia akan lebih kebal terhadap serangan penyakit, maka perhatikanlah dulu tanaman yang kita tanam, apakah kebutuhan makannya sudah tercukupi, dan apakah lahan yang kita tanami terawat atau tidak, yah mungkin itu bisa jadi salah satu indikasi untuk menjaga tanaman kita agar tetap sehat.
Baiklah tidak usah panjang lebar, langsung saja kita akan membahas tentang pengendalian hama tanaman dengan pengendalian hayati, "ada gula ada semut", mungkin itu salah satu pribahasa yang bisa membuka kebiasaan kita dalam menanggulangi hama dengan pestisida, di alam bebas hama pada tanamun pun mempunyai musuh yang setiap saat bisa membunuh mereka di alam, dan untuk pertanian kita pun harus bisa berkolaborasi dengan mereka untuk menjaga tanaman yang kita tanam, adapun biasanya kita kenal mereka dengan sebutan musuh alami / predator hama.
Yah mungkin banyak yang bertanya tanya apa itu musuh alami.?
Pengertian Musuh Alami
Musuh Alami bisa kita artikan dengan suatu mahluk hidup (organisme baik Predator, Parasitoid dan Patogen) yang dapat mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman (OPT). Musuh alami terdiri dari beberapa jenis diantaranya pemangsa/predator, parasitoid dan patogen. Pemangsa adalah binatang (serangga, laba-laba dan binatang lain) yang memakan binatang lain sehingga menyebabkan kematian. Kadang-kadang disebut “predator” atau musuh alami. Predator sangat berguna dalam pengendalian hama tanaman karena peran mereka adalah memakan hama yang ada pada tanaman. Seperti halnya laba-laba dan capung merupakan salah satu contoh pemangsa yang bisa kita manfaatkan dalam pengendalian hama tanaman.
Parasitoid adalah jenis serangga yang hidup di dalam atau pada tubuh serangga lain, dan membunuhnya secara pelan-pelan dari kehidupannya yang berada di dalam tubuh hama tanaman. Saya bisa memberikan gambaran kepada anda, salah satu contoh ada beberapa jenis lebah yang meletakkan telornya pada hama tanaman, setelah menetas ia akan berkembang di dalam tubuh hama sampai ia keluar dan hama tersebut mati. Parasitoid berguna karena membunuh serangga hama, sedangkan parasit tidak membunuh inangnya, hanya melemahkan. Ada beberapa jenis lebah kecil sebagai parasitoid serangga hama.
Patogen adalah penyebab penyakit yang menyerang binatang atau makhluk lain. Patogen berguna karena mematikan banyak jenis serangga hama tanaman. Ada beberapa jenis patogen, antara lain jamur, bakteri dan virus.
Musuh alami sebaiknya kita lestarikan dan berikan tempat bagi mereka untuk berkembangbiak di lingkungan budidaya kita, karena mereka merupakan teman yang bisa menguntungkan petani. Semua jenis musuh alami membantu petani dalam mengendalikan hama dan penyakit pada tanamannya. Karena itu, musuh alami jangan dibunuh atau dimusnahkan. Langkah pertama dalam hal melestarikan musuh alami adalah: jangan menggunakan pestisida kimia! Langkah kedua: menjaga berbagai jenis tanaman, terutama tanaman berbunga, di kebun atau sekitar kebun. Jika terdapat bermacam- macam tanaman di kebun, biasanya jumlah musuh alami yang berada di kebun juga lebih banyak. Langkah ketiga: mengusahakan lingkungan yang sesuai untuk kehidupan musuh alami tersebut (konservasi).
Pengendalian Hayati (Biological Control) Dalam Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian hayati merupakan salah satu cara dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman dengan memanfaatkan musuh alami hama atau jenis penyakit secara sengaja, tujuan pengendalian hayati adalah untuk menekan atau mengendalikan OPT yang hadir pada tanaman kita.
Cara Kerja Pengendalian Hayati Dalam Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendaliah Hayati dengan Memanfaatkan Peran Predator :
Peran predator dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman adalah memakan mangsanya dalam hal ini adalah hama pada tanaman yang merugikan petani secara langsung.
Pengendalian Hayati Dengan Mamanfaatkan Peran Parasitoid :
Peran parasitoid dalam pengendalian hama pada tanaman kita adalah meletakan telur pada tubuh hewan sasaran dalam hal ini hama tanaman, kemudian setelah menetas larvanya menghisap cairan tubuh hama tanaman tersebut hingga mati.
Pengendalian Hayati Dengan Mamanfaatkan Peran Patogen :
Yah itulah sedikit pembahasan tentang pengendalian hama secara alami, setidaknya ketika kita mulai tau kita bisa lebih menjaga ekosistem dan keseimbangan alam dan menjaga lahan kita tetap sehat dengan cara kita tidak membiasakan penggunaan pestisida kimia, dan mungkin kita sering mendengar bahwa pelaku pertanian yang telah mengaplikasikan keseimbangan ekosistem alam ternyata lebih produktif seperti pengalaman di keluarga saya, dengan menggunakan pemupukan berimbang dan tidak menggunakan pestisida kimia sintetis, dari lahan 1600 m2 bisa menghasilkan 25% lebih banyak dari sebelum menggunakan pola tersebut, dan mungkin saya sedikit mengajak para pembaca untuk merasakan atmosfir masa lalu di negara kita yang dulu tak menggunakan pestisida kimia sintetis akan tetapi hasil bumi kita gemah ripah loh jinawi dengan gelar negara agraris yang dalam penanggulangan hama tanaman tak membutuhkan pestisida kimia sintetis.
"Mari lestarikan alam kita, dengan berdikari tanpa ketergantungan produk luar negri".
"Dulu kita mampu dan bisa bahkan berjaya, sekarang pun harus bisa bahkan melebihi pencapaian pejuang pangan pendahulu kita".
Pengendalian Hayati (Biological Control) Dalam Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendalian hayati merupakan salah satu cara dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman dengan memanfaatkan musuh alami hama atau jenis penyakit secara sengaja, tujuan pengendalian hayati adalah untuk menekan atau mengendalikan OPT yang hadir pada tanaman kita.
Cara Kerja Pengendalian Hayati Dalam Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman
Pengendaliah Hayati dengan Memanfaatkan Peran Predator :
Peran predator dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman adalah memakan mangsanya dalam hal ini adalah hama pada tanaman yang merugikan petani secara langsung.
Pengendalian Hayati Dengan Mamanfaatkan Peran Parasitoid :
Peran parasitoid dalam pengendalian hama pada tanaman kita adalah meletakan telur pada tubuh hewan sasaran dalam hal ini hama tanaman, kemudian setelah menetas larvanya menghisap cairan tubuh hama tanaman tersebut hingga mati.
Pengendalian Hayati Dengan Mamanfaatkan Peran Patogen :
- Jamur tersebut masuk kedalam tubuh serangga melalui kulit diantara ruas-ruas tubuh.
- Mekanisme penetrasinya dimulai dengan pertumbuhan spora pada kutikala.
- Didalam tubuh serangga hifa berkembang dan selanjutnya memasuki pembuluh darah, melalui beberapa proses lebih lanjut di dalam tubuh menyebabkan kematian serangga atau hama tanaman.
Yah itulah sedikit pembahasan tentang pengendalian hama secara alami, setidaknya ketika kita mulai tau kita bisa lebih menjaga ekosistem dan keseimbangan alam dan menjaga lahan kita tetap sehat dengan cara kita tidak membiasakan penggunaan pestisida kimia, dan mungkin kita sering mendengar bahwa pelaku pertanian yang telah mengaplikasikan keseimbangan ekosistem alam ternyata lebih produktif seperti pengalaman di keluarga saya, dengan menggunakan pemupukan berimbang dan tidak menggunakan pestisida kimia sintetis, dari lahan 1600 m2 bisa menghasilkan 25% lebih banyak dari sebelum menggunakan pola tersebut, dan mungkin saya sedikit mengajak para pembaca untuk merasakan atmosfir masa lalu di negara kita yang dulu tak menggunakan pestisida kimia sintetis akan tetapi hasil bumi kita gemah ripah loh jinawi dengan gelar negara agraris yang dalam penanggulangan hama tanaman tak membutuhkan pestisida kimia sintetis.
"Mari lestarikan alam kita, dengan berdikari tanpa ketergantungan produk luar negri".
"Dulu kita mampu dan bisa bahkan berjaya, sekarang pun harus bisa bahkan melebihi pencapaian pejuang pangan pendahulu kita".
No comments:
Post a Comment