Yah dewasa ini banyak orang yang merasa tidak puas dengan hasil dalam berbudidaya jahe, baik merah ataupun jahe gajah, apalagi manisnya seorang marketing bibit yang menawarkan hasil optimal membuat banyak petani makin kesal dengan realita yang terjadi dengan hasil panen yang jauh dari harapan. Tulisan saya ini mencoba sedikit mengulas tentang budidaya jahe di polybag, yang pastinya dengan harapan yang di teruskan dengan kerja keras para pembudidaya bisa mendapakan hasil yang maksimal. Ok langsung saja kita ke pembahasan budidaya jahe dalam pot/polybag.
Persiapan Budidaya Jahe Dalam Pot/Polybag
Persiapkan media tanam : Polybag, arang sekam, kompos (sudah matang), dan terakhir tanah
Keterangan : karena hasil panen jahe adalah umbinya maka media tanam harus benar benar membantu pertumbuhan perakaran jahe dengan memperbanyak bahan organik, bisa mengagunakan perbandingan arang sekam : bahan organik : tanah sebesar 1:2:1 (bisa disesuaikan dengan selera, lebih banyak kompos lebih baik), untuk pupuk organik anda bisa membuat pupuk organik sendiri di rumah.
Menyiapkan bibit jahe
Syarat memilih bibit jahe yang baik untuk di tanam :
- Bibit jahe berasal dari tanaman jahe yang sudah tua yang di tandai dengan tajuk kering, dan sudah berumur sekitar 9 sampai dengan 10 bulan.
- Rimpang Jahe sudah melewati masa dormansi (1 -1,5 bulan) kondisi masih segar, dan tidak ada tanda-tanda bibit terkena penyakit atau pembusukan.
- Kulit rimpang tidak lecet atau memar akibat galian saat panen.
- Pilihlah Rimpang yang memiliki ukuran besar dan tanaman terlihat tumbuh subur.
- Bibit jahe yang berkualitas adalah bibit yang baik (tidak disimpan terlalu lama),
- Memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh tinggi), dan mutu fisik. Mutu fisik adalah bibit bebas dari hama dan penyakit.
- Rimpang untuk dijadikan benih, sebaiknya dipotong-potong dengan cuter yang steril atau di potong langsung (hal ini untuk meminimalisir bibit jahe terkontaminasi penyakit), dengan menyisakan 2 - 3 bakal mata tunas dengan bobot sekitar 25 - 60 gr untuk jahe putih besar, 20 - 40 gr untuk jahe putih kecil dan jahe merah.
Pengecambahan bibit jahe
Jika anda ingin memaksimalkan pembibitan, benih bisa di rendam dengan larutan PGPR sebelum di semai, setelah di rendam benih bisa di tempatkan pada tempat pemnyemaian (dijaga kelembaban jangan sampai benih kering). Benih akan mulai berkecambah setelah kira-kira 2 minggu. kenapa menggunakan PGPR.? karena manfaat PGPR sangat banyak salah satunya untuk memaksimalkan bibit tanaman agar cepat tumbuh.
Penyemaian bibit jahe
Salah satu cara penyemaian bibit jahe yang bisa anda gunakan adalah menggunakan peti kayu dengan langkah-langkah yang bisa anda kerjakan. Berikut penjelasannya :
- Pada bagian dasar peti kayu anda bisa memberikan campuran kompos dan arang sekam padi kemudian bakal bibit bisa anda taruh di atas media yang disiapkan tadi kemudian ditutup bagian atasnya dengan arang sekam.
- Benih jahe tersebut akan mulai tumbuh menjadi tanaman jahe muda dalam waktu sekitar 2-4 minggu. Setelah benih jahe tumbuh dengan ketinggian sekitar 10 cm (sudah memiliki 3 – 5 daun), bibit jahe dapat diambil/dipotong dari rimpangnya dan ditanam pada media polybag yang telah disiapkan, Ukuran polybag untuk bibit adalah diameter 7 – 10 cm.
- Rimpang jahe yang tersisa bisa anda tanam kembali pada persemaian agar bisa tumbuh bibit yang lain. Pada satu buah rimpang bisa menumbuhkan sekitar 2-4 bibit jahe.
- Setelah bibit jahe ditanam, tanaman jahe tersebut jangan langsung di tempatkan pada ruang yang terbuka dengan sinar matahari langsung, melainkan harus diadaptasikan pada tempat yang memiliki naungan terlebih dahulu hingga umur 1,5 - 2 bulan.
Menanam Jahe pada Pot/Polybag
Penanaman bibit Jahe pada pot, karung atau polybag harus hati-hati (mengurangi tingkat stres bibit jahe). Buatlah lubang sebesar ukuran polybag bibit, masukkan bibit jahe bersama medianya ke dalam lubang tanam, kemudian tutup dengan media disekitarnya dan padatkan sekedarnya saja. Setelah penanaman, media dan bibit harus disiram dengan air bersih agar tanaman mendapatkan cukup air dan kontak dengan media.
Memelihara Tanaman Jahe
Pemeliharaan tanaman Jahe dalam karung atau polybag cukup mudah. Pemeliharaan meliputi: penyiraman, penyiangan dan penggemburan media, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari, sebaiknya pada sore hari, terutama saat tidak ada hujan. Beberapa petani menggabungkan budidaya Jahe Merah dengan budidaya ikan dalam kolam, untuk memudahkan penyiraman dan mengantisipasi kebutuhan air saat musim kemarau. Selain itu, air kolam diharapkan memberi unsur hara tambahan bagi tanaman. Penyiraman bisa dihentikan saat tanaman Jahe mulai memasuki fase senecense (mengering) saat tua dan mendekati panen.
Pemangkasan
Perlakuan Pemotongan batang jahe ketika umur 2 bulan, dilakukan untuk memacu pertumbuhan calon tunas baru serta memperbanyak jumlah batang yang tumbuh seragam dalam 1 pot/polybag.
Penyiangan dan penggemburan
Rumput yang tumbuh pada media tanam perlu disiang agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman, terutama pada sekitar 4 bulan pertama, di mana tanaman Jahe belum begitu rimbun. Beberapa petani menambahkan mulsa jerami pada media tanam untuk menekan pertumbuhan gulma. Selain penyiangan, media tanam juga perlu digemburkan dengan menggunakan cetok. Penggemburan dimaksudkan untuk menyediakan media tumbuh yang baik bagi akar tanaman dan memperbaiki sirkulasi udara dalam media.
Pemupukan dan Pembumbunan
Pemupukan dan pembumbunan dilakukan 2 bulan sekali seiring pertumbuhan tanaman, dengan menambahkan pupuk organik pada media tanam. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung dari besarnya media yang digunakan, kira-kira 1/5 ukuran karung atau polybag yang digunakan. Pemupukan bisa diberikan 3 kali selama umur tanaman. Anda juga bisa memberikan pupuk hayati seperti PGPR, karena manfaat PGPR untuk perakaran tanaman sangat baik jika anda terapkan.
Pembumbunan lebih baik bila dilakukan secara berkala yaitu di saat ada pertumbuhan rimpang jahe baru yang muncul di dekat permukaan tanah. Timbun rimpang yang muncul ke permukaan menggunakan media yang telah disiapkan dengan ketebalan sekitar 5 cm.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Sebenarnya kasus serangan hama dan penyakit yang serius pada tanaman Jahe jarang terdengar. Namun akan lebih baik jika kita mengetahui dan mengantisipasi hal tersebut. Hama yang sering menyerang tanaman jahe adalah belalang dan ulat yang memakan daun terutama daun muda. Untuk pengendaliannya, kita bisa menggunakan beberapa cara yaitu:
Cara mekanis, dengan memeriksa tanaman dan membunuh hama terutama ulat yang sering memakan daun, atau dengan menggunakan perangkap serangga berupa plastik berwarna cerah (kuning atau merah) yang dipasang dengan bambu dan diolesi lem.
Cara kimiawi, dengan menyemprotkan insektisida yang tepat untuk mengendalikan belalang dan ulat. Insektisida yang dianjurkan adalah insektisida organik berbahan aktif tembakau atau yang lainnya.
Sedangkan penyakit yang mungkin bisa menyerang tanaman Jahe adalah penyakit Layu Bakteri dan Busuk Rimpang atau busuk akar seperti pada budidaya pepaya yang disebabkan oleh jamur. busuk akar cepat sekali menyebar, dan saya punya pengalaman pada tanaman pepaya yang saya budidayakan. Untuk mencegah penyakit tersebut, kesehatan benih dan sanitasi lingkungan pertanamanperlu diperhatikan. Pastikan benih merupakan benih sehat dan berasal dari induk yang sehat. Lingkungan pertanaman juga perlu dijaga agar bersih dan tidak terlalu lembab atau tergenang air. Untuk tanaman yang telah terserang penyakit, bisa disemprot dengan bakterisida atau fungisida, jika perlu dimusnahkan agar tidak menular ke tanaman yang lain.
Memanen Jahe
Tanaman Jahe bisa dipanen setelah kira-kira 10 bulan (tergantung jenis jahe yang di tanam). Tanaman yang sudah cukup tua dan siap panen akan melewati masa mengering, di mana daun dan batangnya berubah menjadi kuning dan mengering. Pemanenan Jahe dari media karung dan polybag cukup mudah karena tidak perlu menggali dengan susah payah. Kita cukup menggali dengan cetok dan membuka karung atau polybag yang sudah mulai lapuk. Angkat rimpang Jahe dengan hati-hati agar tidak rusak, bersihkan dari tanah dan kotoran yang menempel, dan jika perlu cuci dengan air bersih. Satu rumpun tanaman Jahe dalam 1 media tanam karung ukuran 50 kg, bisa menghasilkan rimpang Jahe segar 2 hingga 5 kg jika perlakuan tanaman baik dan istimewa, bukan hal yang tidak mungkin bisa menghasilkan lebih dari itu.
Itulah sedikit pembahasan tentang budidaya jahe dalam pot/polybag, dan semoga bermanfaat dan bisa menjadi sedikit referensi dari pengalaman saya.
Demikian ulasan tentang budidaya jahe dalam pot, jadi ke depan ketika anda di ajak berkebun maka tidak ada jawaban bahwa kekurangan lahan dan tempat, ternyata sedikit lahan pun bisa kita manfaatkan, salah satunya dengan apa yang di bahas pada artikel ini. semoga bermanfaat bagi para pembaca dan jangan lupa share dengan teman yang lainnya.
No comments:
Post a Comment