Permakultur adalah cabang ilmu desain ekologis, teknik ekologis, dan desain lingkungan yang mengembangkan arsitektur berkelanjutan dan sistem pertanian swadaya berdasarkan ekosistem alam.
Inti dari permakultur adalah :
- Peduli bumi karena tanpa bumi yang sehat, manusia tidak bisa sejahtera
- Peduli manusia agar seluruh manusia mendapatkan akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup, salah satunya akses mendapatkan pangan sehat.
- Mengembalikan surplus input dan hasil pertanian ke sistem, termasuk mengembalikan limbah pertanian dengan didaur ulangnya
Salah satu inti metode permakultur adalah bahwa satu elemen bisa menjalankan beberapa fungsi.
Contohnya, di blok pinggiran kota, di musim panas warga memelihara seekor domba. Tugas utama domba adalah memotong rumput halaman. Tapi, domba ini juga menjadi sumber pupuk dari kotorannya, ia menjadi binatang peliharaan, di akhir musim tumbuh rumput, daging domba ini menjadi sumber protein yang organik.
Etimologi
Salah satu penemu permakultur, David Holmgren, menggambarkan bahwa permakultur adalah "Lahan yang dirancang untuk meniru pola dan hubungan-hubungan yang ada di alam, dan juga menghasilkan makanan, serat dan energi yang banyak untuk penduduk setempat". Istilah "permaculture" sebagai sebuah metode sistematis pertama kali diciptakan oleh Bill Mollison dan David Holmgren pada tahun 1978. Istilah "permaculture" mengacu kepada "permanent agriculture" berkembang lebih luas menjadi "permanent culture" karena terinspirasi oleh filosofi pertanian alami Fukuoka yang menjadi budaya (culture) mereka. Tahun 1981, Mollison mendapat penghargaan Right Livelihood Award, yang mengaku sebagai "Hadiah Nobel alternatif". Mollison diberi penghargaan karena "mengembangkan dan mempromosikan teori dan praktek permakultur."
Seorang pengajar permakultur di Amerika, Warren Brush, memperkirakan bahwa saat ini ada 2,5 juta praktisioner permakultur di 135 negara. Menurut Brush, klaim bahwa permakultur saat ini memberi makan lebih banyak orang dibanding seluruh program bantuan di dunia adalah benar adanya.
Metode permakultur dikembangkan dari percobaan-percobaan bidang pertanian, arsitektur dan sosial yang telah berlangsung selama beratus tahun.
Yang unik dari ilmu ini adalah karena berhasil menggabungkan seluruh disiplin ilmu itu menjadi satu sistem terpadu. Banyak gagasan awal dalam permakultur yang sekarang banyak dipraktekkan, seperti proses pembuatan pupuk organik (Silahkan di baca juga cara membuat pupuk organik), taman vertikal, penggunaan bahan pelapis (mulching), penampungan air hujan dengan tanah lembab (swales), aquaponic, dan seterusnya.
Permakultur bisa mengadaptasi dan mengendalikan konsep-konsep yang berbeda, seperti pemanasan solar pasif dan peternakan bebek, menjadi satu struktur terintegrasi. Hingga, ilmu ini pun memiliki banyak cabang.
Salah satu contoh cabangnya adalah 'permablitz', dimana sejumlah sukarelawan berkumpul di satu tempat di daerah pinggiran kota untuk berbagi tenaga dan menanam bahan makanan. Konsep ini pertama kali digagas di Melbourne, Australia, pada tahun 2006, oleh seorang lulusan permakultur muda bernama Dan Palmer.
Gagasannya kemudian menyebar ke berbagai negara, seperti Indonesia, Kanada, Portugal, Turki dan Amerika Serikat.
Sedangkan Transition Towns adalah gerakan yang berawal di Irlandia, dimotori oleh guru permakultur bernama Rob Hopkins. Ia membuat konsep proses bottom-up yang mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi perubahan iklim dan penurunan persediaan minyak bumi.
Situs David Holmgren bahkan menyatakan bahwa Permakultur mungkin merupakan salah satu 'ekspor intelektual' Australia yang paling signifikan. Powerhouse Museum di Sydney pun menyebut bahwa permakultur termasuk salah satu inovasi terbesar dari Australia di abad setelah terbentuknya Federasi, atau kemerdekaan negara ini.
Sejarah
Pada tahun 1929, Joseph Russell Smith mengambil istilah yang ia sebut sebagai pertanian permanen dalam bukunya Tree Crops: A Permanent Agriculture yang berisi hasil penelitiannya mengenai pohon buah dan kacang sebagai tanaman pertanian untuk bahan pangan manusia dan pakan ternak. Smith melihat dunia sebagai sebuah hubungan secara keseluruhan dan mengusulkan untuk menggunakan sistem campuran kebun pohon dan tanaman pertanian yang bernaung di antara pepohonan. Buku ini menginspirasi banyak individu untuk menjadikan pertanian lebih berkelanjutan.
Praktek umum permakultur
Wanatani
Wanatani adalah pendekatan terintegrasi dari pemanfaatan interaksi antara pohon dan semak dengan tanaman pertanian dan/atau hewan ternak. Wanatani mengkombinasikan teknologi pertanian dan kehutanan untuk merekayasa sistem penggunaan lahan yang lebih beragam, produktif, menguntungkan, sehat, dan berkelanjutan. Di dalam sistem wanatani, pohon dan semak digunakan di dalam sistem pertanian dan/atau hasil hutan non-kayu dibudidayakan dalam lingkungan hutan. Salah satu bentuk permakultur wanatani adalah kebun hutan.
Hügelkultur
Hügelkultur adalah praktek menimbun sejumlah besar kayu di dalam tanah untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air. Kayu yang terdekomposisi akan membentuk struktur berpori yang mampu menyerap air di musim hujan sehingga tanah tidak akan kekeringan di musim kemarau.
Bangunan alami
Bangunan alami melibatkan sejumlah sistem dan bahan bangunan yang menekankan pada keberlanjutan lingkungan. Banyak cara untuk mencapai keberlanjutan melalui bangunan alami yang mempertahankan ketahanan struktur dan penggunaan bahan yang diproses secara minimal atau bahan hasil daur ulang, menggunakan sumber daya terbarukan, tidak beracun, dan mempertahankan kualitas udara dalam ruangan. Basis utama bangunan alami adalah kebutuhan untuk mengurangi dampak lingkungan dari bangunan dan sistem pendukung lainnya tanpa mengorbankan kenyamanan, kesehatan, dan estetika. Agar lebih bersifat berkelanjutan, bangunan alami menggunakan bahan yang tersedia dalam jumlah besar di alam, dapat diperbarui, dan didaur ulang. Selain itu, sistem yang ada di dalam bangunan seperti sistem pengendalian temperatur dan aliran udara diusahakan alami.
Pemanenan air hujan
Pemanenan air hujan adalah pengumpulan dan penyimpanan air hujan untuk kemudian digunakan sebelum mencapai akuifer. Air hujan telah digunakan sebagai air minum, air minum sanitasi hewan ternak, irigasi, dan penggunaan lainnya. Air hujan yang ditampung dari atap rumah dan bangunan lainnya mampu menambah kontribusi penyediaan air bagi komunitas. Air hujan yang telah digunakan masih isa diproses ulang seperti halnya air kelabu yang bisa dipakai untuk menyiram tanaman hingga mencuci.
Pelapisan mulsa
Dalam pertanian dan praktek berkebun, mulsa adalah lapisan pelindung untuk menutupi tanah. Setiap benda yang bisa digunakan sebagai mulsa meliputi bebatuan, kerikil, dedaunan, papan kayu, serpihan kayu, dan sebagainya. Dalam permakultur, mulsa berbahan organik diutamakan karena memiliki fungsi lebih, yaitu menyerap air hujan, mengurangi evaporasi, menyediakan nutrisi, meningkatkan kadar organik tanah, menyediakan habitat bagi organisme tanah, menahan pertumbuhan gulma, mengatur perubahan temperatur harian tanah, melindungi dari pembekuan (frosting), dan mengurangi erosi.
Penggembalaan rotasi
Penggembalaan hewan dianggap menyebabkan kerusakan lingkungan, namun kini diketahui bahwa penggembalaan sesungguhnya merupakan model yang ditiru langsung dari alam sehingga minim kerusakan lingkungan. Penggembalaan rotasi adalah sistem penggembalaan hewan di mana hewan ternak digembalakan secara reguler dan sistematis berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya sambil memberikan kesempatan bagi rerumputan untuk tumbuh kembali. Cara ini juga bisa digunakan untuk mengendalikan spesies invasif dan dilakukan untuk menggembalakan berbagai hewan ternak seperti ruminansia, kelinci, unggas,
Pestisida Alami
Pestisida alami adalah pestisida yang bahan aktifnya bersumber dari tumbuh-tumbuhan, seperti akar, daun, batang atau buahnya. Bahan kimia yang terkandung di dalam tumbuhan memiliki bioaktivitas terhadap serangga, seperti bahan penolak atau repellent, penghambat makan atau antifeedant, penghambat perkembangan serangga atau insect growth regulator, dan penghambat peneluran atau oviposition deterrent.
Pestisida digunakan untuk mengendalikan hama yang biasa menyerang pada tumbuhan. Bahan dari tumbuhan biasanya diolah menjadi berbagai bentuk, seperti menjadi tepung, ekstrak ataupun resin. Proses pengolahannya dilakukan dengan cara mengabil cairan metabolit sekunder dari bagian tumbuhan atau bisa juga dengan cara dibakar untuk diambil abunya.
Sedangkan Pestisida yang digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman biasanya menggunakan mikroba yang positif bagi petani, prinsip kerja mereka sebagai lawan atau musuh alami dari mikroba yang merugikan petani. Jadi populasi nantinya menentukan siapa yang menang dan siapa yang kalah, makanya dengan penerapan penggunaan pestisida alami biasanya kita harus lebih sering menggunakannya, dengan harapan populasi yang lebih banyak bisa memenangkan pertempuran.
Silahkan dibaca juga cara "Membuat Pestisida Alami".
Dari penjabaran di atas bisa kita simpulkan, akan banyak nilai yang positif jika kita bisa menerapkan apa yang di ulas pada artikel ini, diantaranya :
- Ekosistem alam bisa terjaga.
- Dari segi pengeluaran modal usaha taninya bisa kita minimalisir, karena kebutuhan pupuk sedikit banyak bisa tercukupi oleh ternak yang kita pelihara.
- Pendapatan ganda, kita bisa mendapatkan hasil dari tanaman yang kita panen dan ternak yang kita jual.
- Akses mendapatkan pangan sehat sangat mudah dengan menerapkan pola ini.
Dan mungkin para pembaca bisa menambahkan lagi kesimpulan dari saya, dan mungkin saya cukupkan pembahasan dari "pertanian terpadu menggunakan konsep permakultur dan pestisida alami menuju pangan sehat", kurang lebihnya saya mohon maaf, dan sedikit meminta kepada para pembaca untuk membagikan postingan saya ini, agar artikel ini bisa bermanfaat lebih banyak lagi bagi mereka pelaku di sektor pertanian.
Sumber :
- Mollison, Bill (1988). Permaculture: A Designers' Manual. Tagari Publications. p. 2. ISBN 0-908228-01-5
- Smith, Joseph Russell; Smith, John (1987). Tree Crops: A permanent agriculture. Island Press. ISBN 9781597268738.